Austin-Sparks.net

“Kami Meminta Kepadamu; Berilah Dirimu Didamaikan Dengan Allah”

oleh T. Austin-Sparks

Pesan diberikan pada tanggal 7 Oktober, 1962. Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "We Beseech You... Be Reconciled to God". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:17-21).

Bagian itu yang mengatakan “Kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah”, akan menarik perhatian kita, saya percaya perhatian hati dan juga pikiran, dalam waktu singkat ini.

Jika saudara menganalisis pernyataan itu, saudara akan menemukan bahwa ada empat hal yang ditunjukkan olehnya, dan bahwa keempat hal itu berpusat pada dan melingkari satu kata, yaitu kata “pendamaian”. Mungkin saudara memperhatikan bahwa dalam pasal yang telah dibaca sebelumnya (surat Roma pasal lima) kata itu muncul tiga kali, dan kata itu muncul di bagian lain dari Perjanjian Baru. Semuanya dikumpulkan di sekitar kata “pendamaian” ini.

Empat hal yang ditunjukkan oleh kata itu, dan apa yang dikatakan tentangnya, adalah ini. Dan ini selalu membantu, menurut saya, bagi orang-orang untuk mengetahui apa yang akan kita bicarakan. Sangat sering kita tidak tahu apa yang seorang pengkhotbah maksudkan sampai ia telah berpanjang lebar, dan kemudian kadang-kadang kita tidak tahu apa yang ia sedang mencoba untuk sampaikan! Jadi saya ingin menghilangkan ketidakpastian tersebut dengan segera memberi tahu saudara tepatnya apa itu yang akan kita lihat, dan ini adalah empat hal ini. Mereka adalah ini:

Hal pertama adalah bahwa kata “pendamaian” menunjukkan sebuah situasi yang harus ada jika pendamaian itu diperlukan.

Hal kedua – dan ini ditemukan di dalam keseluruhan pernyataan itu saat kita membacanya – adalah pekerjaan yang Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk lakukan: “Allah ada di dalam Kristus, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya”.

Hal ketiga: sebuah konsep pelayanan Kristen – “Kami adalah utusan-utusan Kristus.”

Dan hal keempat yang keluar dari nada ucapan ini sendiri adalah tanggung jawab serius yang terlibat dalam mengetahui tentang hal ini. Nadanya, seperti yang akan saudara kenali, adalah ini: “Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami.” ‘Kami meminta kepadamu … kami menasihati kamu.’ Karena itu, ini harus menjadi sesuatu yang cukup serius dalam kaitannya dengan tanggung jawab jika sikap seperti itu, dan cara pengungkapannya yang seperti itu terkait dengan kata besar ‘pendamaian’.

Baiklah, mari kita lihat secara singkat masing-masing dari hal-hal ini.

Pertama-tama, kemudian, situasi yang diindikasikan dan diimplikasikan oleh kata ‘pendamaian’ itu.

Semua orang tahu arti dari kata itu, atau, setidaknya sebagian darinya. Pecahkan menjadi dua kata, dan semua orang tahu apa artinya untuk berdamai. Sesuatu telah terjadi di antara dua pihak yang telah membuat mereka saling bertentangan dan mereka berada dalam keadaan berlawanan dan bermusuhan itu sampai seseorang masuk ke dalam pelanggaran itu untuk berdamai, untuk mendamaikan ulang. Tetapi kata kecil ‘ulang’ itu berarti bahwa pada suatu waktu ada suatu kondisi yang tidak memerlukan pendamaian. Semuanya baik-baik saja. Tetapi sesuatu telah terjadi. Telah terjadi kehancuran yang mengerikan, pelanggaran dan perpecahan, dan sekarang ini adalah masalah pendamaian ulang, melakukan sesuatu untuk mengembalikan ke kondisi sebelumnya.

Sekarang, saudara tahu, di atas fakta dan kebenaran itulah bahwa seluruh Injil Yesus Kristus bersandar. Di atas itulah kita dapat mengatakan bahwa Alkitab bersandar; fakta adanya kondisi yang ada, yang tidak selalu ada di sana, tetapi yang harus dihilangkan dan keadaan bahagia yang dahulu dipulihkan, dihadirkan kembali. Sekarang, Alkitab sangat eksplisit tentang hal ini, dan sejarah manusia membuktikannya, bahwa kondisi yang ada antara manusia dan Allah sekarang adalah satu. Pertama-tama, keterasingan manusia dari Allah. Kondisi alamiah manusia sekarang adalah menjadi asing bagi Allah, orang asing bagi Allah, milik alam dan bangsa lain, sejenis makhluk yang jauh dari Allah dan sama sekali bertentangan dengan Allah. Tapi lebih buruk dari itu – pemberontakan melawan Allah. Itu ada dalam konstitusi diri manusia itu sendiri. Dan saudara tahu bahwa begitu saudara mendapatkan terang dari Allah, dan lebih banyak lagi terang dari Allah, dan lebih banyak lagi terang dari Allah, satu hal yang menjadi semakin jelas dan pasti di dalam kesadaran saudara adalah bagaimana hati manusia memberontak melawan Allah. Saudara tidak menyadarinya sampai Roh Allah mulai melakukan sesuatu. Atau saudara mungkin menyadarinya; ada banyak pemberontakan yang berwujud dan nyata melawan Allah di dunia ini, dan pemberontakan yang disadari dan disengaja melawan Allah, serta alam yang jauh lebih besar dari pemberontakan alami hati manusia melawan Allah.

Sekarang, banyak dari saudara yang mungkin tidak merasa seperti itu, dan mungkin memiliki keraguan tentang kebenaran dari apa yang sedang saya katakan. Tetapi saya akan melangkah sejauh ini dan mengatakan bahwa jika saudara mau menyerahkan diri saudara ke dalam tangan Allah dan meminta Roh Allah untuk mulai bekerja di dalam hati saudara, salah satu hal pertama yang akan saudara temukan adalah betapa besarnya pekerjaan yang harus dilakukan untuk membawa saudara ke dalam keadaan persekutuan mutlak dengan Allah. Saudara akan menemukan bahwa hati saudara tidak dapat dimenangkan semudah yang saudara bayangkan. Saudara akan menemukan bahwa ada kedalaman dalam sifat saudara dari antagonisme positif terhadap Allah, jarak dari Allah, pemberontakan melawan Allah, yang tidak pernah saudara duga. Untuk sementara waktu, saudara berada dalam kegelapan dan kebutaan tentang hal ini, dan, tentu saja, guru besar dari umat manusia, iblis itu sendiri, telah melakukan pukulan jitu itu untuk membutakan semua rakyatnya terhadap kondisi mereka sendiri di mana Allah bersangkutan. Tetapi ketika Allah mulai bekerja, hal pertama yang kita temukan adalah: ‘Oh, ada jauh lebih banyak lagi dalam diri-ku yang harus disingkirkan dan dilenyapkan daripada yang aku yakini. Para pengkhotbah itu benar ketika mereka berkata bahwa Allah memandang kita sebagai orang berdosa.’

Kata ‘pendamaian’ ini – ‘berdamai-ulang’ – berarti bahwa sesuatu telah terjadi. Telah terjadi gangguan dan keterasingan; telah terjadi perubahan besar dari kondisi di mana Allah pada awalnya menciptakan manusia, ketika Ia berjalan bersamanya dan berkata-kata dengannya, dan memiliki persekutuan yang diberkati itu, yang terlihat tepat di awal Alkitab antara Allah dan ciptaan-Nya yang pertama. Semuanya telah hilang dan manusia sekarang bukan makhluk normal dalam pengertian itu. Tidak, kita semua sekarang secara alami tidak normal. Saudara mungkin tidak suka itu, tetapi kita tidak normal karena yang normal, dari sudut pandang Allah, adalah dari sejenis manusia yang berada dalam kesatuan sempurna dengan diri-Nya sendiri, dalam persekutuan dengan-Nya, tanpa ada apa pun di antaranya dan tidak perlu pendamaian apa pun. Semuanya baik-baik saja. Itu adalah yang normal dengan Allah, apa yang Allah maksudkan. Yang abnormal adalah semua yang berbeda dari itu dan bertentangan dengan itu. Apa yang dimaksud Allah sebagai hal yang normal bagi kehidupan manusia adalah persekutuan yang sempurna antara diri-Nya dengan ciptaan-Nya. Dan siapa yang akan mengatakan bahwa itu adalah pengalaman normal orang-orang saat ini? Dibutuhkan sesuatu yang besar, seperti yang akan kita lihat, untuk mewujudkan itu, untuk mendamaikan.

Ketika manusia tidak menaati Allah dan dosa datang masuk, dan persekutuan itu rusak, tahukah saudara apa tanda pertamanya? Manusia pergi dan menyembunyikan dirinya dari Allah. Ia takut bertemu dengan Allah. Ia tidak ingin bertemu dengan Allah. Kehadiran Allah adalah hal yang mengerikan baginya, sebuah pikiran yang tidak menyenangkan. Oh, sesuatu telah terjadi di sini. Ini tidak seperti itu sebelumnya. Dan dikatakan: “Bersembunyilah manusia dan isterinya itu?” (Kejadian 3:8). Allah harus memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya “Di manakah engkau?” (Kejadian 3:9). Ia menyembunyikan dirinya. Dan itu adalah sebuah tanda dari sesuatu yang salah ketika ini tidaklah menyenangkan untuk tinggal di hadirat Allah dan berada di tempat Allah berada. Manusia adalah seperti itu.

Sekarang, Yesus Kristus datang ke dunia ini, dan salah satu hal besar yang terungkap melalui keberadaan-Nya di sini adalah fakta dari keadaan abnormal dalam kehidupan manusia ini. Ini diilustrasikan oleh pekerjaan yang Ia lakukan. Ia memilih kesempatan-Nya, cara-Nya untuk mengungkapkan hal ini. Berikut ini adalah seorang yang malang yang telah berbaring telentang di tikar selama tiga puluh delapan tahun, tidak dapat bergerak atau melakukan apa pun untuk dirinya sendiri. Yesus mencari laki-laki itu dalam posisi itu dan membuatnya sangat jelas bahwa ini bukanlah kehendak Allah bagi manusia. Ini abnormal di mana Allah bersangkutan. Dan Yesus menyembuhkan dia dan menyuruhnya berdiri. Dan itulah yang normal.

Dan kemudian Yesus melanjutkan dari satu kasus ke kasus lainnya. Seorang laki-laki terlahir buta; sikap Yesus adalah: ‘Ini tidak normal di mana Allah bersangkutan. Ini abnormal.’ Ia memberi laki-laki itu penglihatannya. Dan saudara dapat memilih banyak hal-hal ini yang Yesus lakukan di sepanjang jalan, dan dalam melakukannya Ia pada dasarnya berkata: ‘Hidup manusia sama sekali berbeda dari apa yang dimaksudkan Allah.’

Tapi tandailah, apa yang Yesus lakukan di alam fisik dengan kelumpuhan, kebutaan, demam dan berbagai penyakit-penyakit dan kelemahan-kelemahan, Ia hanya melakukannya sebagai perumpamaan tindakan. Ia berkata, dan Ia mengatakannya dengan sangat pasti pada satu kesempatan: “Ini hanyalah petunjuk kepada sesuatu yang lain. Apa yang engkau lihat di dalam yang fisik hanyalah sebuah perumpamaan atau tipe dari kondisi rohani manusia. Secara rohani, manusia itu lumpuh, lemah, impoten. Secara rohani manusia itu buta. Secara rohani manusia menderita dari segala jenis penyakit, dan ini bukanlah pemikiran Allah bagi manusia.” Ini ‘tidak normal’. Ia membawa hal ini ke dalam terang dan semuanya dapat ditelusuri kembali kepada ini: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita.” Dosa ada di balik semua keadaan abnormal ini, keterasingan ini, pemberontakan ini, ini yang membuat pendamaian diperlukan.

Saya telah menggunakan kata ‘pemberontakan’, dan itu ada di balik kata indah ini yang penulis surat ini gunakan: “Kami adalah utusan-utusan … Kristus … kami meminta kepadamu … berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Orang-orang yang menerima surat itu tahu betul apa maksud rasul itu, apa yang ada dalam pikirannya. Saudara lihat, Korintus, tempat di mana surat itu dikirim, adalah bagian dari Kekaisaran Romawi yang agung. Ada, pada waktu itu apa yang disebut ‘Pax Romani’, perdamaian Romawi yang agung yang telah dibawa ke seluruh dunia, tentu saja dengan paksaan, tapi itu ada. Tetapi terkadang perdamaian itu rusak. Beberapa provinsi di Kekaisaran Romawi akan memberontak dan mencoba melepaskan kuk Romawi. Dan kemudian, dari Roma, kaisar akan mengirim utusan ke provinsi itu dan berkata: ‘Lihat sini, kami mendukung perdamaian. Kami telah berusaha untuk berdamai di dunia ini, untuk membangun perdamaian universal. Kamu telah memisahkan diri dan mengganggu kedamaian itu. Kami menawarkan kedamaian lagi. Kami hanya ingin kemakmuran dan kebaikanmu, dan kami memohon agar kamu menerima tawaran kami. Semuanya akan menjadi kebaikan-mu jika kamu menerimanya. Tetapi kami harus memperingatkan-mu bahwa jika kamu memilih alternatif dari penawaran kami, maka penghakiman tertentu menantimu.’ Dan utusan itu pergi.

Roma, dari beberapa sudut pandang, merupakan kekuatan yang cukup jinak pada masa itu. Ia benar-benar ingin seluruh Kekaisarannya damai dan makmur. Ia memperlakukan rakyatnya dengan baik ketika bisa. Hal semacam itu terjadi dari waktu ke waktu di Kekaisaran Romawi, dan rasul mengangkat langsung keluar dari kejadian bersejarah itu hal ini, dan membawanya ke dalam Injil. Ia berkata, ‘Sekarang umat manusia, hati manusia, telah memberontak melawan Allah yang damai, yang seluruh pikirannya bagi manusia adalah kedamaian dan berkah, yang satu-satunya keinginannya untuk manusia adalah baik. Tapi manusia telah memberontak.’ Itu adalah kisah pertama dalam Alkitab, bukankah demikian? Segala sesuatu yang Allah dapat lakukan dan berikan, Ia berikan kepada Adam. Betapa indahnya pengaturan yang Ia tempatkan pada manusia pada awalnya! Segala sesuatu yang diinginkan hati. Hal itu menunjukkan sungguh seorang Allah Dia itu, sungguh seorang Allah yang berniat baik.

Dan kemudian manusia memberontak dan tidak taat dan memisahkan diri, dan ia mengambil hal-hal ke dalam tangannya sendiri. Dan hasilnya adalah bahwa melalui dosa satu orang, semuanya dibuat bersalah, semuanya dibawa ke dalam penghakiman, semuanya dibawa ke dalam kematian. Setiap anak Adam, dari dulu sampai sekarang, berada di bawah keadaan mengerikan ini yang dibawa masuk oleh Adam. Tapi Allah belum menyerah. Berikut ini adalah gambaran dibalik kata-kata tersebut: “Kami adalah utusan-utusan … seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami.” Hati manusia jauh dari Allah, tidak dalam persekutuan dengan Allah, mungkin memberontak melawan Allah, mencoba melakukan tanpa Allah, menyingkirkan Allah dari alam-Nya dan hak-hak-Nya sendiri. Hati manusia adalah seperti itu. Allah berkata bahwa Ia mengirim utusan-utusan-Nya. Para rasul ini adalah utusan-utusan-Nya, tetapi mungkin saja orang yang sedang berbicara kepada saudara sekarang dapat menempati kapasitas sebagai seorang utusan dari Allah; di tempat pertama untuk berkata ‘Dalam kondisi kamu saat ini, jika kamu belum benar-benar menyerahkan diri-mu kepada-Nya, seluruhnya, sepenuhnya, penyerahan total, kamu membutuhkan pendamaian. Ini adalah sebuah gangguan. Ini adalah kondisi yang abnormal. Ini adalah kondisi yang berbahaya. Dan kami berkata kepadamu, atas nama Allah, dalam Nama Kristus, sebagai utusan-utusan: “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”’

Tetapi ada pekerjaan besar ini yang menjadi dasar pendamaian. Kita telah membacanya, pekerjaan yang Yesus datang untuk lakukan. Berikut ini adalah dosa, yang telah membuat semua kerusakan ini, melakukan semua kerugian ini, dan membuat dunia ini dan umat manusia menjadi bertentangn dengan pikiran Allah. Mengapa, koran pagi kita, setiap hari kita hidup, penuh dengan ini, dan ini bertumbuh pada kita. Kita tidak suka membaca bahkan yang terbaik dari koran kita sebab di dalamnya terdapat begitu banyak tentang kenakalan, pembunuhan, perampokan dan pemberontakan dalam bentuk apa pun. Begitu banyak yang bertentangan dengan kebaikan, dan bertentangan dengan Allah – Ia yang menjadi Siapa dia itu. Itu dia, dan hanya orang yang benar-benar buta yang tidak akan mengenalinya. Dan Allah tahu semuanya tentang itu sebelum hari dan tahun ini dalam sejarah dunia ini. Ia tahu semuanya tentang kedalaman dan sifat dosa manusia, dan Ia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita.”

Yesus, kemudian, datang ke dunia ini dan mengambil pada diri-Nya sendiri di kayu salib, keadaan umat manusia. “Dia … dibuat-Nya … dosa.” Tak seorang pun di sini, tak seorang pun di dunia ini yang dapat memahami apa artinya itu, apa artinya bagi Orang yang sempurnanya murni, bersih, suci, tanpa dosa untuk memiliki dosa – noda, kerusakan dan pencemaran dosa – dikenakan pada-Nya. Kita tidak mengerti itu karena kita tidak seperti itu, tetapi kadang-kadang, dengan cara-cara kecil, jika sesuatu yang sama sekali asing bagi pikiran kita, kodrat kita, dikaitkan dengan kita, sesuatu yang salah diperhitungkan kepada kita, dan itu seluruhnya salah, betapa kita menderita! Kita berkata: ‘Oh, jangan sampai memikirkan hal itu tentang aku! Jangan sampai mengaitkan hal seperti itu padaku! Aku tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Aku tidak pernah menginginkan hal seperti itu.’ Dan itu mungkin hanya satu hal. Untuk memikirkan Dia yang sama sekali dan sepenuhnya tidak berdosa, memiliki semua dosa dari seluruh waktu diletakkan pada-Nya, dan Ia dijadikan bertanggung-jawab untuk semua itu, sedangkan Ia sendiri tidak bertanggung jawab atas semua itu sedikit pun, itu pastilah penderitaan! Itu pastinya penderitaan!

Jika Ia menderita sedikit karena tuduhan-tuduhan palsu, betapa Ia pasti menderita dengan dosa seluruh dunia! Yohanes Pembaptis berseru “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29). “Dibuat-Nya menjadi dosa karena kita.” Ia dimasukkan ke dalam keadaan kita pada saat yang mengerikan di kayu salib itu dan menerima hukuman dosa yang merupakan kesadaran penuh tentang apa artinya untuk ditolak oleh Allah, ditinggalkan oleh Allah. Belum ada seorang pun dari saudara yang pernah mengetahui itu. Itu adalah neraka! Itu adalah kebinasaan! Itu adalah hal yang paling mengerikan yang bisa terjadi, untuk menjadi hidup kepada fakta bahwa Allah telah sepenuhnya meninggalkan dan membuang saudara. Di kayu salib Tuhan Yesus, hal itu terjadi dan Ia berseru: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Dan ketika Ia telah menyerahkan nyawa-Nya, seorang prajurit Romawi menikam lambung-Nya dengan tombak “dan segera mengalir keluar darah dan air” (Yohanes 19:34). Dan orang-orang yang mengetahui semuanya itu mengetahui bahwa itu adalah tanda patah hati. Mengapa? Sebab Dia yang tidak mengenal dosa dan tidak bersalah sama sekali, dibuat menjadi dosa dan menanggung hukuman penuh atas dosa. Dan sang rasul berkata: “Dengan itu mengadakan damai sejahtera” (Efesus 2:15).

Bagi kita, hukuman telah ditanggung, dosa telah dihapus, “dengan itu mengadakan damai sejahtera” melalui Darah Salib-Nya, dengan demikian mendamaikan kita, berdamai, mempertemukan kedua pihak. Saya suka memikirkan tangan-tangan yang terulur di kayu salib sebagai satu tangan memegang umat manusia yang miskin dan berdosa, dan tangan yang lainnya memegang Allah, dan membawa mereka berdua bersama-sama dalam pendamaian. Itulah yang Ia lakukan. Dalam diri-Nya sendiri, melalui salib-Nya, Ia mempersatukan kedua kelompok yang terpisah dan terasing menjadi bersama. “Allah yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya”, memulihkan persekutuan yang rusak. Saudara tahu bahwa setiap orang yang benar-benar datang melalui Yesus Kristus dan melalui karya-Nya di kayu salib, menerima itu setelah keselamatan. Kesadaran pertama yang mereka miliki adalah “Oh, semua ketegangan hubungan dengan Allah telah hilang. Semua rasa penghakiman dan penghukuman telah hilang. Aku berdamai dengan Allah. Allah berdamai dengan aku, aku didamaikan. Sesuatu telah terjadi!” “Dengan itu mengadakan damai sejahtera.”

Saya akan meninggalkan bagian ketiga, sifat pelayanan Kristen sebagai utusan-utusan. Ketika rasul berkata, “Kami adalah utusan-utusan”, ia tidak bermaksud hanya dirinya sendiri dan rekan-rekan rasulnya; ia bermaksud setiap orang Kristen. Bisnis setiap orang Kristen adalah untuk menjadi utusan dan membawa kebenaran ini yang telah kita bicarakan, tentang apa yang telah dilakukan Kristus, kepada pengetahuan manusia dan meminta kepada mereka di atas dasar itu, untuk didamaikan dengan Allah.

Kita sampai pada perkara terakhir, tanggung jawab serius dari mengetahui tentang hal ini, sebab itu adalah hal yang sangat serius. Tidak ada dua alternatif dalam hal ini. Hanya ada satu alternatif untuk pendamaian dan itu adalah untuk menetap sebagaimana adanya saudara – tidak didamaikan – tetapi ketika telah diberitahukan apa yang telah Allah lakukan, apa yang telah dilakukan Kristus, betapa luar biasa dan mengerikannya tanggung jawab yang ada pada kita jika kita tetap tidak didamaikan dengan Allah!

Allah telah menempatkan tepat di pusat sejarah dunia ini ilustrasi dan demonstrasi yang seluar biasanya yang mungkin dapat diberikan kepada dunia tentang ini. Pernahkah saudara terkesan bagaimana orang-orang Yahudi telah terpencar, dan sekarang juga terpencar, di seluruh dunia ini? Saudara dapat menemukan mereka di hampir setiap negara. Ada orang Yahudi India, dan ada orang Yahudi Cina, ada orang Yahudi Afrika, dan ada orang Yahudi Eropa dan ada orang Yahudi Amerika. Mereka ada di mana-mana.

Seorang pemimpin Yahudi yang sangat terkenal pernah berkata kepada saya: ‘Aku bepergian ke seluruh dunia, dan meskipun mereka mungkin telah berada di negara mereka selama beberapa generasi, aku selalu dapat mengenal seorang Yahudi ketika aku bertemu dengannya.’ Nah, itu universal, saudara lihat. Tetapi Allah mengutus langsung ke ibu kota negara mereka, tepat ke jantung kehidupan nasional mereka, Anak-Nya. Ia mengirim Dia ke Yerusalem. Dan di sana, sebagai Utusan Besar Allah sendiri, Yesus Kristus meminta kepada Israel untuk didamaikan dengan Allah, memberi tahu Israel tentang apa yang diinginkan Allah, dan meminta Israel untuk menerima keselamatan yang ada di dalam diri-Nya sendiri, yang ditawarkan Allah. Saudara tahu apa yang mereka lakukan. Mereka berkata “Enyahkan Dia … Salibkan Dia” (Yohanes 19:15). “Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.” (Lukas 19:14). Saudara membaca berbagai catatan tentang hal ini dalam Perjanjian Baru dan saudara heran, bingung, pada keganasan antagonisme mereka terhadap Anak Allah yang tidak melakukan apa pun selain kebaikan. Bergerak naik turun di jalanan mereka dan di sekeliling negara mereka, tidak melakukan apa pun selain kebaikan. Namun mereka memiliki kebencian yang sangat mengerikan ini terhadap Kristus, sampai akhirnya, ketika bahkan seorang penguasa Romawi akan membebaskan dia, mereka berkata, “Tidak, tidak! Berikan laki-laki ini, Barabas, perampok dan pembunuh ini, daripada laki-laki ini, Yesus. Salibkan Dia!” Dan dikatakan: “Mereka menang dengan teriakan mereka” (Lukas 23:23). Pilatus menyerahkan Dia untuk disalibkan.

Mereka menolak Utusan Allah dengan pesan damai dan pendamaian-Nya. Lihat! Di setiap bangsa di bawah langit, penghakiman, sebagai akibatnya, terlihat. Betapa dua ribu tahun penghakiman! Pikirkan tentang semua teror yang telah dialami bangsa itu, bahkan dalam beberapa tahun terakhir. Kita telah memilikinya dengan begitu jelasnya di hadapan kita, dalam kisah-kisah jutaan demi jutaan yang telah berada di ruang kematian dan tempat tawanan. Tapi ini bukanlah sesuatu yang baru. Ini telah berlangsung selama berabad-abad. Alternatif dari pendamaian adalah hal yang mengerikan! Dan Allah telah meletakkan ilustrasi itu tepat di tengah-tengah semua bangsa untuk berkata: ‘Ini adalah hal yang sangat serius untuk menolak tawaran pendamaian-Ku.’

Ini paling banyaknya hanyalah bersifat sementara, hal duniawi, seperti yang saudara lihat di Israel, tetapi pikirkanlah tentangnya di alam kekal; bahwa ini harus kekal, bukan waktu sama sekali, tapi kekal! Itu mengerikan! Kami mengerti apa yang dimaksud rasul ketika ia berkata, “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha menyakinkan orang” (2 Korintus 5:11, 20). Ia tahu sesuatu tentang ini. Ia tahu apa yang ia bicarakan. Ia adalah anggota bangsa itu. Ia telah bergabung dalam penyaliban Yesus Kristus. Ia telah berkata, “Kami akan menghapus nama Manusia ini dari bumi dan setiap orang yang menyandangnya akan mati.” Saulus dari Tarsus telah melakukan itu. Tetapi, ia telah datang, untuk melihat konsekuensi yang mengerikan bagi bangsanya sendiri dan bagi dunia, karena menolak tawaran pendamaian dari Allah. Ia berkata, “Kami memohon … kami meminta.” Ini adalah hal yang sangat serius.

Alternatifnya terlalu buruk untuk direnungkan. Tapi, teman-teman terkasih, itulah sisi gelap dari kisah ini. Syukurlah, tidak perlu siapa pun di sini untuk merenungkan alternatif seperti itu dan konsekuensinya. Saudara dapat, saat itu juga, didamaikan dengan Allah. Jika saudara mau berkata, “Aku melihat bahwa Yesus telah datang untuk menanggung dosaku. Aku menerima Dia oleh iman sebagai penanggung dosa-ku. Aku menerima pekerjaan yang telah Ia lakukan, mendamaikan aku dengan Allah melalui Darah salib-Nya. Aku berterima kasih kepada-Nya karena telah melakukannya. Aku mengkomitmenkan diriku kepada-Nya, sepenuhnya dan seluruhnya”, saudara akan mengetahui damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, dan keadaan pendamaian yang diberkati ini.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.