Austin-Sparks.net

Kematian Satu untuk Umat

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "The Death of One for the People". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: Ulangan 1:35-38; 3:23-26; 4:4-5.

“Juga kepadaku Tuhan murka oleh karena kamu” (Ulangan 1:37). Saudara akan perhatikan bahwa kalimat itu diulangi oleh Musa dalam beberapa koneksi, dan ini sangat menarik dan sangat instruktif untuk memperhatikan koneksi-koneksi tersebut, sebab mereka memiliki pasangan-nya yang sangat hidup dalam Perjanjian Baru.

Mati Terhadap Kuasa Daging

Dalam Ulangan 1:35, saudara melihat bahwa bangsa ini, seluruh bangsa ini, sedang diajak bicara. “Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik, yang dengan sumpah Ku-janjikan untuk memberikannya kepada nenek moyangmu … juga kepadaku Tuhan murka oleh karena kamu.” Itu adalah koneksi pertama, sebuah bangsa dalam daging yang tidak dapat datang ke dalam milik pusaka, namun itu adalah niat dan tekad penuh Tuhan bahwa bangsa harus masuk ke dalam negeri itu, dan seperti yang kita ketahui, akhirnya Ia membawa mereka masuk. Tapi di sini, kita melihat bagaimana dan atas dasar apa mereka dibawa masuk. Ada suatu perasaan di mana memang benar bahwa Tuhan harus meninggalkan bangsa itu, generasi itu, dan tidak lagi bersama mereka, menyerahkan mereka kepada maut. Ketika Tuhan pergi, meninggalkan, menyerahkan, maka tidak ada harapan dan tidak ada prospek. Kehadiran Tuhan sangat penting untuk tujuan Tuhan, dan dalam kata-kata ini yang digunakan oleh Musa beberapa kali ini, kita dapat melihat dasar atas apa Tuhan hadir untuk mewujudkan tujuan-Nya, dan dasarnya dicirikan dalam kata-kata Musa: “Juga kepadaku Tuhan murka oleh karena kamu.”

Tidak ada referensi yang dibuat dalam hubungan ini mengenai kegagalan Musa, perkataan tanpa disadarinya oleh bibirnya, yang membawa hukuman ini kepadanya. Itu tidak disebut di sini. Itu ada di latar belakang, menunjukkan bahwa Musa adalah seorang yang dapat berbuat salah, menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang memiliki sifat yang sama dengan diri kita sendiri, tetapi di sini dalam kitab Ulangan, itu tidak disebutkan. Ini dijauhkan dari pandangan, sebab Kristus begitu banyak ada dalam pandangan. Dengan Kristus, tidak ada latar belakang kegagalan dan menyedihkan hati Allah, dan Ia dijaga di sini dalam pandangan, dan kita hampir dapat mendengar Tuhan Yesus berkata tentang seluruh bangsa dalam dosa: “Juga kepada-Ku Tuhan murka oleh karena kamu” – oleh karena kamu. Satu-satunya cara di mana Tuhan dapat bersama kita dan memenuhi tujuan-Nya untuk membawa kita masuk, adalah atas dasar bahwa seseorang telah menanggung murka Allah, seseorang telah jatuh di bawah murka Allah yang disebabkan oleh kita. Itu sangat sederhana dan sangat mendasar, tetapi itu memberikan kepedihan baru bagi kehidupan Musa.

Faktanya adalah, bahwa agar sebuah bangsa dapat masuk, Musa harus mati. Tampaknya kejam, tidak baik, dari pihak Tuhan, setelah Musa bertahun-tahun menderita, bertekun dan setia, seperti yang dikatakan Perjanjian Baru, “Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya” (Ibrani 3:2). Ketika Musa bermohon kepada Tuhan, Tuhan berkata – “Engkau tidak akan menyeberang ke sana” (Ulangan 34:4). Tuhan sedang melakukan sesuatu yang jauh lebih dalam. Kita tidak dapat selalu membaca sekaligus apa yang Tuhan lakukan dalam urusan-Nya yang tampaknya sulit, keras, tidak baik dengan hamba-hamba-Nya. Ini tidak selalu mungkin untuk membaca makna penuh Allah dalam pengalaman umat-Nya dalam penderitaan mereka. Ia mungkin sedang menulis beberapa sejarah yang sangat dalam. Musa tidak mengerti pada saat itu, tetapi Tuhan di sini hanya mengatakan dalam tindakan-Nya dengan Musa, “Kamu menginginkan suatu bangsa masuk, kamu telah berusaha untuk membawa suatu bangsa masuk, tetapi mereka tidak dapat masuk kecuali atas dasar satu kematian di bawah murka-Ku, amarah-Ku.”

Di Bukit Transfigurasi, muncul bersama Tuhan kita, Musa dan Elia, dan kemudian Musa mengerti. Salib ada dalam pandangan; mereka berbicara kepada Tuhan tentang keluaran-Nya yang akan diselesaikan-Nya di Yerusalem, dan pada saat itu, mungkin, apa yang dikatakan adalah ini, bahwa Allah hanya dapat benar-benar mengkomitmenkan diri-Nya sendiri dan mengikat diri-Nya sendiri secara kekal kepada suatu bangsa atas dasar seseorang yang mati di bawah murka-Nya untuk suatu bangsa yang tidak dapat datang masuk. Betapa besarnya hal yang ada dalam penolakan Tuhan ini untuk membiarkan Musa masuk, dan menuntut kematiannya pada saat itu, di perbatasan negeri itu. Kedua hal itu adalah ini: Allah mengikat diri-Nya sendiri kepada suatu bangsa, untuk berada bersama mereka, agar Ia dapat membawa mereka ke tempat kudus-Nya, dan mewujudkan di dalam mereka, semua tujuan-Nya. Itu adalah kedua halnya, dan itu hanya mungkin jika yang satu itu telah mati di bawah murka-Nya oleh karena mereka, untuk mereka, sebagai pengganti mereka.

Kemudian saudara perhatikan Tuhan berkata, “Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik … kecuali Kaleb bin Yefune.” “Tidak seorang pun,” menunjukkan dengan sangat jelas apa yang kita ketahui dengan sangat baik dalam Perjanjian Baru, bahwa kematian Kristus adalah kematian kita. Ini sangatlah indah untuk diingat dan saya ingin saudara mencoba dan mendapatkan ini sebab ini adalah dasar dari kehidupan Kristen kita, dasar dari iman kita. Jika saudara ingin tahu apa dasar atas mana kita berdiri dan atas mana Tuhan ada bersama kita dan satu-satunya cara di mana tujuan Ilahi dapat diwujudkan di dalam kita, di sinilah ini dimulai. Ini hanyalah mungkin bagi Allah untuk ada bersama kita dengan taat dan untuk memenuhi semua tujuan-Nya yang Ia maksudkan mengenai kita atas dasar bahwa, sebagai suatu bagian dari angkatan yang jahat, rakyat yang jahat, bangsa yang berdosa di dalam Adam, telah ada Satu yang telah membawa kita dalam kematian-Nya sendiri ke dalam kematian.

Sekarang perhatikan: kematian Israel datang dahulu, kematian bangsa itu, “Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik”, tidak seorang pun! Betapa menyedihkannya hal itu akan menjadi; itu akan menjadi suatu akhir tanpa masa depan apa pun, tanpa prospek apa pun, jika itu adalah sesuatu dalam dirinya sendiri. Dapatkan poin ini apa pun yang saudara lewatkan, sebab Tuhan berfirman kepada seluruh bangsa manusia ini di dalam Adam, kepada apa kita termasuk: “Tidak seorang pun yang akan masuk! Aku menuntut kematian setiap orang, dan Aku membawa setiap orang kepada kematian!” Yah, tidak ada apa pun, tidak ada prospek, ini adalah sebuah akhir. Itu hanya akan berarti memusnahkan ciptaan tanpa ada yang tersisa.

Tetapi bawa masuk seseorang yang mengambil bangsa itu secara representatif dan mati seperti dengan bangsa itu, dan kemudian hidup kembali, dan ada harapan. Itu bukanlah kematian kepada kematian, itu adalah kematian untuk kehidupan. Saudara perhatikan dalam pasal 4, bahwa itulah dia. Itulah sebabnya saya membaca ayat 4 dari pasal itu, “Sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada Tuhan, Allahmu, masih hidup pada hari ini.” Itu datang sehubungan dengan kehancuran yang terjadi sebelumnya dari bangsa itu. Saudara hidup, setiap orang! Namun Tuhan berkata, “Tidak seorang pun!” Tidak seorang pun – setiap orang-orang. Bagaimana itu? Sebab ada satu di sana yang mati dan bangkit kembali, berbicara dalam tipe; mati bersama mereka, mati sebagai mereka, tetapi tidak mati untuk tidak hidup lagi. Ia menang; Musa ditemukan di Bukit Transfigurasi. Itu adalah sebuah tipe. Ia telah menang, dan ia berbicara kepada Tuhan Yesus tentang kemenangan yang akan menjadi milik-Nya melalui kematian.

Sekarang, bangsa ini akan mati. Apakah bangsa itu akan mati untuk penghancuran atau apakah bangsa itu akan mati untuk harapan baru? Itu tergantung pada yang representatif. Tuhan menuntut kematian kita sebagai bagian dari ciptaan lama. Salib Tuhan Yesus memang mewakili kematian kita. Di situlah Tuhan berkata kepada setiap anggota bangsa Adam, “Tidak seorang pun dari orang-orang ini yang akan mendapat bagian.” Tetapi kemudian datanglah seorang yang lain ke dalam kematian kita di bawah murka Allah, dan turun bersama kita ke dalam kematian itu dan Ia menang atas kematian kita dan bangkit, dan demikianlah firman itu – “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya” (Roma 6:5).

Kita kembali ke sana lagi dalam koneksi lain. Itu adalah pertama kalinya. Itu berkaitan dengan seluruh bangsa di bawah dosa yang harus mati, dan seorang wakil datang masuk dan, sementara pergi ke dalam kematian itu bersama mereka, menang dan memungkinkan sebuah generasi baru, bangsa baru, ciptaan baru, “… kamu sekalian masih hidup pada hari ini.”

Mati Terhadap Kuasa Dunia

“Tetapi Tuhan murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. Tuhan berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.” (Ulangan 3:26).

Apa koneksi ini? Jika saudara hanya melihat-lihat pernyataan kedua ini, saudara akan menemukan bahwa ini berkaitan dengan kuasa musuh. Umat Tuhan bergerak maju, dan ada musuh. Di antara musuh-musuh itu adalah Sihon dan Og, raja-raja yang perkasa, sementara yang lainnya memperhitungkan kemajuan dan tujuan Israel, dan tidak ikut campur, Sihon dan Og ikut campur. Mereka mewakili kuasa musuh yang bekerja di dunia ini melawan kemajuan kehidupan umat Tuhan dengan cara yang istimewa; yaitu, mereka tidak memiliki penghargaan apa pun tentang Allah, tentang Kristus. Mereka tidak memperhitungkan nilai Tuhan, hal-hal-Nya dan umat-Nya. Keduanya hanya menganggap Israel sebagai sesuatu yang biasa di antara orang-orang di dunia, untuk dihancurkan. Mereka sepenuhnya kehilangan kenyataan agung bahwa Allah terikat dengan umat ini, bahwa Kristus terikat dengan umat ini, bahwa ini adalah umat Allah. Semua itu disingkirkan dari kesadaran mereka. Mereka sama sekali tidak menghargai hal-hal Ilahi, dan jadi kurangnya penghargaan terhadap hal-hal Ilahi ini menunjukkan sifat antagonisme rohani.

Apa itu yang berupaya melangkah di jalan kita untuk menghambat kemajuan rohani yang nyata? Ini belum tentu sebuah Sihon dan Og yang objektif, belum tentu sesuatu yang di luar dari diri kita sendiri. Ini bahkan mungkin ditemukan dalam diri kita lagi. Ini adalah roh dunia di dalam diri kita yang meremehkan dan merendahkan nilai hal-hal Ilahi. Hidup rohani kita, kemajuan rohani kita, akan terbelakang, terhambat, dan terbatas, jika ada hal apa pun yang seperti ini yang diwakili di sini di dalam diri kita atau tentang kita, yang mempengaruhi kita, yang merupakan kurangnya penghargaan sejati terhadap hal-hal Ilahi. Itu adalah Sihon dan Og – tidak memperhitungkan Allah, Kristus, umat Allah, tujuan Allah, dan milik pusaka. Semua hal-hal Ilahi dan kudus itu dianggap tidak ada apa-apanya, dan karena itu mereka menguasai negeri, mereka mengambil kepemilikan, dan mereka berdiri di jalan umat Tuhan yang mengambil bagian. Apakah kita tidak menemukan ini begitu sering tentang diri kita sendiri, bahwa ada kehilangan perasaan tajam dari kebesaran hal-hal Ilahi, hilangnya penghargaan terhadap hal-hal Tuhan? Begitu sering kita turun ke tingkal hal-hal umum yang kita begitu kenal. Kita telah mendengar ini dan kita telah mendengar itu dan kita tahu semuanya tentang itu. Itu adalah wilayah tertentu di mana orang-orang tertentu hidup dan berpikir dan berbicara, tetapi dengan kita, itu tidak hidup, itu tidak ampuh.

Saudara menemukan hal ini sendiri masuk ke dalam Israel, ketika Pemazmur berkata, “Mereka menolak negeri yang indah itu” (Mazmur 106:24). Itu adalah tuduhan terhadap Israel, yang mengakibatkan mereka kehilangan milik pusaka. Bagaimana mereka menolak negeri yang indah itu? Mereka berkata, “Lebih baik kembali ke Mesir bersenang-senang, dan tidak mengalami waktu buruk yang kita alami. Ada banyak makanan di Mesir; ada sejumlah kepastian tentang hal-hal di Mesir. Negeri ini yang telah kami dengar, mungkin ini adalah negeri yang asli, yang benar, tetapi negeri ini sangat tidak nyata bagi kami, begitu jauh, tampaknya begitu jauh, kami sepertinya tidak pernah sampai di sana. Setelah semuanya, akan lebih baik untuk memiliki apa yang bisa kami miliki!” Mereka menolak negeri yang indah dan pikiran dan maksud dan tujuan Allah. Jadi mereka mencari Mesir dibanding Kanaan dan berkata, “Mesir lebih baik daripada Kanaan”; mereka menolak negeri yang baik itu dan kehilangannya. Itu pada prinsipnya adalah Sihon dan Og yang datang masuk, berkata, “Oh, hal-hal Ilahi ini! Kami akan memperlakukan orang-orang ini sebagai orang-orang biasa, kami akan mengesampingkan gagasan tentang Allah … tentang Kristus, tentang milik pusaka, tentang tujuan Ilahi; itu semua adalah omong kosong.” Mereka menolak hal-hal Allah.

Saudara dan saya bisa sampai di sana, di mana hal-hal Allah dapat kehilangan cengkeraman mereka, kejelasan mereka, daya tarik mereka, dan jika demikian, sesuatu telah datang masuk yang benar-benar bermusuhan dan bertentangan dengan niat Allah di dalam hidup kita.

Apa yang akan terjadi? Sungguh aneh dan menarik bahwa Musa menggunakan kalimat ini untuk kedua kalinya dalam hubungan itu. Ia berbicara tentang hal-hal itu sendiri: penghancuran Sihon dan Og, mengeluarkan mereka seluruhnya dan kepemilikan oleh umat Tuhan di wilayah yang mereka telah kuasai. Musa datang tepat di sana dengan pengulangan ini, “Kepadaku Tuhan murka oleh karena kamu.” Bawa Kristus masuk lagi dan tempatkan Dia di tempat Musa. Satu-satunya cara di mana peremehan, pelemahan, perusakan hal-hal Ilahi di dalam hati kita ini, hal yang gigih ini yang diwakili oleh Sihon dan Og, dapat dihancurkan adalah oleh kematian Kristus. Salib Tuhan Yesus sekali lagi menemui itu, dan efeknya adalah bahwa jika kita benar-benar tahu, dan sungguh mengetahui arti kematian kita dengan Kristus terhadap sisi kodrat kita itu yang tidak cukup menghargai hal-hal Ilahi, kita memiliki perhatian luar biasa untuk hal-hal Ilahi.

Jika kita telah mati terhadap dunia, kita memiliki kepedulian yang luar biasa terhadap hal-hal Ilahi dan perkiraan besar akan hal-hal Ilahi. Jika kita masih hidup di sisi itu berhubungan dengan dunia, dipengaruhi oleh dunia, roh dunia, raja-raja besar Sihon dan Og, pengaruh mereka menghasilkan hal ini, bahwa kita tidak memiliki apresiasi yang luar biasa terhadap hal-hal Tuhan. Kedatangan kematian Kristus terhadap dunia dalam pengertian itu di dalam kita, menghasilkan suatu perasaan yang nyata akan kebesaran hal-hal Tuhan yang kepadanya kita telah dipanggil. Milik pusaka ini luar biasa; ini lebih besar dari dunia, ini lebih besar dari Mesir, ini tidak dapat diganggu, ini adalah hal yang perkasa.

Jadi, pada dasarnya, apa yang dikatakan di sini, jika kita membawanya ke Perjanjian Baru dan menaruhnya di sana, adalah ini. Kematian Tuhan Yesus sebagaimana itu berlaku dalam hati kita berarti kematian terhadap segala sesuatu yang menghilangkan kebesaran hal-hal Ilahi di dalam hidup kita, dan membuat jalan bagi perasaan sesungguhnya tentang betapa hebatnya hal-hal itu. Kita semua tahu pertempuran ini, kita semua tahu betapa benarnya ini. Kedua raja ini sangat nyata dalam pengalaman kita; mereka bukan hanya tokoh-tokoh Perjanjian Lama. Ambil apa yang mereka perjuangkan dan mereka hidup pada hari ini dan mereka sangat dekat kepada kita. Mereka senantiasa berusaha merongrong di dalam hati kita nilai dari hal-hal Tuhan, nilai dari panggilan, nilai dari diselamatkan, nilai dari dipimpin keluar, nilai dari dipilih oleh Allah dan nilai dari berada dalam tujuan kekal yang agung. Untuk hal-hal ini untuk kehilangan ketajaman mereka dan pengaruh dan kuasa mereka yang luar biasa pada hidup kita adalah pengaruh Sihon dan Og, dan mereka harus mati.

Hal yang menarik di sini adalah bahwa ketika Israel datang melawan raja-raja ini dan pasukan mereka, Tuhan hanya berkata kepada Musa, “Lihatlah, jangan repot-repot”, dalam arti, “Jangan khawatir; Aku sudah mulai menyerahkan mereka ke dalam tanganmu!” Dan tidak ada kisah tentang bagaimana Israel mengatur diri mereka sendiri untuk menghadapi kekuatan-kekuatan itu, bagaimana mereka bersiap untuk berperang. Semua catatan yang diberikan adalah bahwa Tuhan yang melakukannya dan itu mengatakan kepada saya hal yang sangat nyata ketika saya membacanya dalam terang Perjanjian Baru. Ketika kita menghadapi hal-hal ini, tidak ada gunanya berjuang dan mengatur kekuatan kita melawan pengaruh-pengaruh halus dari Sihon dan Og ini. Tidak ada gunanya mencoba untuk menekan, atau untuk membuat dalam diri kita sendiri beberapa perhatian besar tentang hal-hal Ilahi. Kita tahu bahwa itu tidak berguna. Apa yang dibutuhkan? Yah, itu hanya Roma 6. Roma 6 mengatakan pada dasarnya, “Jangan mencoba dan membunuh daging; anggaplah dirimu mati kepadanya dan kemudian Roh akan melakukan sisanya.” Saudara mengambil posisi dalam Kristus bahwa saudara mati terhadap dunia, dosa yang datang melalui sistem dunia ini. Anggaplah dirimu mati. Katakan, “Aku mati kepada itu, aku tidak menerima itu, aku menolak untuk ditarik kepada dasar itu. Aku mengambil posisi di dalam Kristus,” dan kemudian saudara tahu bahwa Roma 7 mengikuti Roma 6. “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Roma 8:2). Itu sangat dekat dengan ini. “Aku mulai menyerahkan.” Tidak ada mengatur untuk pertempuran. Tuhan melakukannya sebab orang-orang terlihat mengambil sebuah posisi, apa yang kita sebut “menganggap.”

Sekarang, andai saja kita akan mengakui dan menerima bahwa salib Tuhan Yesus sungguh berarti bahwa kematian-Nya adalah kemenangan atas apa yang diwakili oleh kedua raja ini, yaitu, hal yang ada di dalam hati kita yang tidak menghargai hal-hal Ilahi; Ia telah mati terhadap itu di bawah murka Allah. Murka Allah menentang itu. Dalam kasus Israel, murka-Nya berarti bahwa generasi itu tidak masuk karena mereka menolak negeri yang baik itu. Tuhan Yesus melangkah ke dalamnya, mati terhadap penolakan dalam hati kita itu, dan kita mengambil posisi, “Di dalam Kristus, aku mati terhadap itu” – dan kemudian Roh Kudus masuk untuk memberikan kemenangannya. Ini adalah kemenangan Roh di mana posisi kita diambil dalam kaitannya dengan kematian Kristus. Itu mungkin terdengar terlibat dan rumit. Saya ingin ini menjadi sangat jelas. Kita menemukan diri kita sendiri diserang, menghadapi hal-hal ini dari waktu ke waktu, suatu perasaan ketidak-nyataan, merasakan bahwa hal-hal Ilahi ini – “Oh, yah, mereka mungkin sangat luar biasa dan bagi beberapa orang, memang demikian, tetapi aku tampaknya tidak memiliki banyak minat, tidak ada banyak hidup tentang mereka, mereka tampaknya tidak menggenggamku!” Dan kemudian, kita mungkin khawatir tentang hal itu, sebagaimana kita seharusnya, sebab itu adalah hal yang jahat. Itu bertentangan dengan milik pusaka, melawan tujuan Allah.

Apakah kita akan memberikan semuanya itu dan melepaskannya, menolak negeri yang baik, hal-hal Tuhan, sebab kita tidak merasakan minat yang kuat terhadap mereka? Tidak, jika kita adalah milik Tuhan, jika kita telah menerima Kristus, jika kita telah memberikan kesaksian dalam baptisan, ini adalah identifikasi saudara dengan-Nya. Ketika saudara melakukan ini, saudara sedang mengatakan: Kematian-Nya adalah kematianku, aku mati terhadap dosa, terhadap diri sendiri, terhadap dunia; Aku mati terhadap semua yang Ia mati terhadap, dan aku hidup hanya terhadap apa yang Ia hidup. Saudara katakan itu, itu adalah posisi saudara. Itu bukanlah sebuah teori, itu adalah sebuah kenyataan, saudara telah mengambil posisi itu di hadapan Allah, saudara berkomitmen kepadanya. Meski begitu, saya dari waktu ke waktu merasakan kelembaman yang mengerikan ini, kurangnya minat, kurangnya ketajaman. Jika saudara mengatakannya dalam bahasa yang khas ini, saudara akan merasa bahwa Sihon dan Og telah mendapatkan sebuah posisi, saudara memiliki posisi saudara di dalam Kristus. Saudara harus menegaskan kembali posisi saudara dengan mengatakan, “Aku mati terhadap itu, aku menganggap diriku telah mati terhadap itu, aku tidak menerima itu; aku tidak bisa membangkitkan semangat, aku tidak bisa membuat diriku tertarik.” Saudara mengambil posisi saudara lagi, menegaskannya dalam kematian Kristus, sebab kematian-Nya adalah kematian yang hebat terhadap itu. Saya mengambil posisi saya dalam kematian Kristus terhadap itu dan semua yang diartikan dari mereka, dan saya mengandalkan Roh Kudus untuk melakukan sisanya.

Lihatlah, kemenangan yang luar biasa! Mereka membuat pekerjaan yang sangat lengkap dari kedua raja ini dan kerajaan mereka, tetapi Tuhan datang. “Aku mulai menyerahkan”; “Aku melakukan ini.” Roh datang masuk melalui salib. Ujilah itu.

Kuasa untuk Datang ke dalam Milik Pusaka

“Tetapi Tuhan menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku tidak akan menyeberangi sungai Yordan … yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu” (Ulangan 4:21). Apa hubungannya? “Sedangkan Tuhan telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini” (ayat 20). “Tetapi Tuhan menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu.” Ini adalah pengulangan ketiga dari kalimat ini, dan dalam hubungan lain yang merupakan sebuah umat yang diambil oleh Tuhan untuk menjadi umat milik-Nya. Bagaimana umat datang ke dalam bagiannya? Tuhan telah memilih mereka, Tuhan telah mengambil mereka. Tetapi bagaimana mereka akan masuk? “Tuhan menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu.” Ini tidak mungkin bagi Tuhan untuk mendapatkan apa yang telah Ia pilih bagi kita, yaitu, untuk membawa kita masuk ke dalam bagiannya, kecuali atas dasar kematian Satu Orang. Kematian Kristus adalah satu-satunya dasar kedatangan kita ke dalam milik pusaka yang besar kepada apa Tuhan telah memilih kita. Ini sungguh luar biasa bahwa Musa menggunakan kalimat ini tiga kali dalam tiga koneksi yang berbeda. Saudara lihat koneksinya dan saudara tahu mengapa ia mengulanginya.

Dalam setiap situasi baru, ia tampaknya membawa itu masuk. Apa hubungannya itu dengan Sihon dan raja-raja mereka? “Tuhan murka kepadaku. Tuhan memilihmu, membawamu keluar dari Mesir untuk membawamu menjadi milik pusaka-Nya; Ia murka kepadaku.” Kedengarannya seperti seorang laki-laki yang terobsesi dengan kemalangannya sendiri. Oh tidak! Pengulangan itu dikontrol secara Ilahi dalam koneksi yang berbeda ini. Itu adalah dasar dari segalanya, bahwa Satu telah mati demi kita di bawah murka Allah. Kita bisa beralih kepada Perjanjian Baru dan melihat ketiga koneksi-koneksi ini.

Yang pertama sesuai dengan 2 Korintus 3 dan 4. Ulangan 5 merujuk kembali kepada Ulangan 1 di mana Musa pertama kali menggunakan kalimat ini. Dalam pasal 5 kita dibawa kembali ke permulaan. Kemudian kita mendapatkan pemberian hukum di Horeb, yang berhubungan erat dengan 2 Korintus 3 dan 4. Paulus berbicara tentang Musa yang menyelubungi mukanya membaca hukum Taurat. Ia melanjutkan dengan mengatakan, “kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” “Allah … membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” Musa berbicara tentang Allah yang murka kepadanya ketika ia menghadapi situasi ini. Tampaknya ini mengatakan ini: Sekarang, untuk pengetahuan batiniah kita tentang pikiran Tuhan, tulisan di dalam hati kita oleh Roh Kudus, wahyu Kristus di dalam, ini adalah penting bahwa kita harus mengetahui kematian kita dengan Kristus, nilai-nilai kematian-Nya dan kematian kita bersama-Nya. Itu perlu.

Yang kedua sesuai dengan Roma 6, di mana kuasa dunia, dunia yang memerintah melalui daging di dalam kita, Sihon dan Og, dibawa ke dalam kesia-siaan. Dalam kematian Kristus, kita disalibkan bersama Dia, kita dikuburkan bersama Dia dalam baptisan, “sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”

Kemudian yang ketiga berhubungan dengan Efesus, di mana kata itu adalah “agar kamu mengerti … betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.” Ia memilih saudara. Ia membawa saudara keluar dari dapur peleburan besi, keluar dari Mesir, untuk membawa saudara ke dalam bagian-Nya. Ia memilih mereka sebab Ia memiliki bagian di dalam mereka. Efesus hanyalah itu – milik pusaka-Nya.

Sekarang, apakah itu kekuatan daging, atau apakah itu kekuatan dunia, atau apakah itu kekuatan si jahat, apakah itu adalah tujuan besar Allah dalam milik pusaka, semuanya dijadikan mungkin atas dasar kematian Kristus. Kematian-Nya membuka jalan untuk itu dan mengamankan semuanya, dan persatuan kita dengan-Nya yang diterima dalam kematian itu adalah jalan kemenangan tiga kali lipat ini dan jalan mewujudkan semua tujuan Tuhan.

Itu mungkin terlalu banyak untuk saudara pahami dan ingat, tetapi mungkin ada beberapa bagian tentang itu yang akan membantu ketika saudara membaca tentang raja-raja lama ini, Sihon dan Og, dan mengingat bahwa salah satu dari mereka harus memiliki ranjang besi ekstra besar yang dibuat untuk dia. Ya, kita tahu semua tentang orang itu yang keluar untuk menghancurkan rasa nilai dari hal-hal Tuhan. Ia adalah seorang monster dan ia sangat menyukai tempat tidurnya. Sangat menarik bahwa seorang laki-laki sepert ini muncul dalam sejarah sebagai seorang yang dikaitkan dengan tempat tidur yang besar. Mengapa mengatakan sesuatu tentang tempat tidurnya? Cukup katakan bahwa ia adalah orang yang besar. Tetapi dalam sejarah, dia dan tempat tidurnya pergi bersamaan. Ia mewakili kelembaman itu di mana hal-hal Ilahi berkaitan, kematian terhadap penghargaan terhadap hal-hal Tuhan. Ia tidak peduli tentang Tuhan dan Kristus. Ia berurusan dengan hal-hal pada tingkat yang biasa. Itu adalah pikiran daging, kehilangan semua perasaan nyata akan kebesaran hal-hal Ilahi, merampas energi dan vitalitas dalam hal-hal Allah. Tuhan berkata, “Orang-orang ini harus dihancurkan dan dihilangkan.” Itu hanya bisa dengan energi Roh, bukan dengan usaha saudara. Roh sudah menentang hal-hal semacam itu.

Betapa banyaknya kita membutuhkan Roh Kudus untuk menghancurkan di dalam diri kita pengaruh Sihon dan Og, kelembaman dan kurangnya rasa kebesaran hal-hal Tuhan dan panggilan kudus kita.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.