Austin-Sparks.net

Pengurapan

oleh T. Austin-Sparks

Pertama kali diterbitkan di dalam majalah "A Witness and A Testimony" Mar-Apr 1956, Jilid 34-2. Judul asli: "The Anointing". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

“Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (2 Korintus 1:21, 22).

“Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar …” (1 Yohanes 2:20, 27).

“Yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kisah Para Rasul 10:38).

Subjek tentang pengurapan mungkin secara khususnya sesuai dengan suatu masa ketika banyak orang menjangkau dalam kepentingan hidup orang lain dan mencari, dengan satu cara atau cara lain, untuk mempengaruhi mereka dalam kaitannya dengan Tuhan Yesus. Tetapi masalah pengurapan berlaku untuk semua umat Tuhan. Saya pikir tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menunjukkan atau menekankan perlunya pengurapan dengan Roh Kudus. Seharusnya dipahami dengan sepenuhnya dan dengan jelasnya bahwa tidak ada yang dari karakter kekal yang mungkin tanpa pengurapan Roh Kudus. Tidak ada upaya kita, betapa pun tulusnya dan sungguh-sungguhnya serta bermaksud-baik, akan pernah bisa mencapai apa pun demi kepentingan kesejahteraan kekal orang lain, terlepas dari operasi pengurapan Roh Kudus yang pasti. Di dalam dunia ini, di dalam dispensasi ini, Tuhan telah menutup segalanya kepada Roh Kudus. Tetapi, di sisi lain, pengurapan itu memungkinkan hal-hal yang besar.

Arti dari Pengurapan

Jadi kita tidak akan menghabiskan waktu membahas kebutuhannya. Marilah kita menganggapnya sebagai tuntas, dan meluangkan beberapa menit pada arti dari pengurapan. Di sini adalah sesuatu yang kita semua harus jelas. Ada perbedaan antara memiliki Roh Kudus di dalam kita, dan mengenal Dia sebagai pengurapan. Pengurapan adalah aspek aktif dari kehadiran Roh bersama kita dan di dalam kita. Tentu saja, mereka bukanlah dua hal yang berbeda. Ini adalah satu Roh Kudus. Tetapi ada dua aspek pada masalah ini. Mari kita katakan seperti ini: Roh Kudus telah datang dan ada di sini dengan tujuan yang pasti, jelas dan positif. Ia adalah Roh bertujuan; bertujuan adalah karakter Roh Kudus. Ia selalu digambarkan sebagai yang aktif, energik, dalam perjalanan melakukan sesuatu. Itu adalah sifat-Nya, itu adalah karakter-Nya. Roh Kudus tidak datang hanya untuk berada di sini, dan Ia tidak datang ke dalam kita hanya untuk berada di dalam kita. Ia telah datang dengan tujuan, untuk memenuhi tujuan – bukan hanya di dalam kita, tetapi melalui kita. Tetapi ini adalah mungkin bagi kita untuk memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam, namun bagi-Nya untuk menjadi tersembunyi. Dalam banyak anak-anak Allah, Roh Kudus, meskipun hadir, tersembunyi: yaitu, Ia tidak aktif. Dalam banyak orang Kristen hanya ada sedikit, jika ada, tanda-tanda Roh Kudus, tanda-tanda energi Roh Kudus, atau ciri-ciri pekerjaan Roh Kudus, meskipun mereka telah menerima Dia dan telah dilahirkan kembali. Aneh, bukankah demikian, bahwa Roh Kudus dapat hadir di dalam, dan namun pasif?

Nah, itu adalah aspek dari hanya memiliki Roh. Tetapi ketika saudara membaca Alkitab – dan ada banyak hal tentang ini di dalam kedua Perjanjian – saudara akan menemukan bahwa kata ‘pengurapan’ selalu berhubungan dengan aktivitas, kepada beberapa tahap atau aspek dari tindakan – kepada pelayanan, kebaktian, kepada peperangan. Para imam diurapi untuk melayani, para raja diurapi untuk memerintah, para nabi diurapi untuk menyatakan, dan sebagainya. Yesus diurapi untuk memberitakan Kabar Baik (Lukas 4:18), dan untuk terus berbuat baik, menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis (Kisah Para Rasul 10:38). Allah mengurapi Dia. Saudara lihat, ketika saudara menyentuh titik pengurapan, saudara menyentuh aspek yang sangat aktif dari Roh Kudus. Ini bekerja dalam dua cara. Roh Kudus ada di sana; Ia adalah dari watak itu: namun Ia tidak menjadi aktif dan positif sampai saudara menjadi demikian. Sampai saudara sejalan dengan tujuan Roh Kudus, Ia tidak mengekspresikan diri-Nya sebagai pengurapan. Ini sangatlah penting untuk menyadari hal ini. Roh akan aktif, akan energik, akan melakukan, tetapi Ia tidak akan melakukannya terpisah dari kita. Ini adalah ketika kita mulai menjadi aktif, bahwa kita menemukan energi Roh Kudus.

Beberapa dari kita benar-benar adalah orang Kristen, benar-benar adalah milik Tuhan, selama bertahun-tahun, tetapi, sementara Roh ada di dalam kita melalui kelahiran baru, Ia tersembunyi – sampai hari itu tiba ketika kita mulai memberi kesaksian di depan umum, dan kemudian kita segera melompat ke dalam suatu pengalaman yang sama sekali baru dari Roh Kudus. Kita menemukan bahwa Tuhan ada bersama kita, dan kita mulai mengalami Tuhan. Ini bukanlah pada titik itu bahwa Tuhan masuk ke dalam hati kita, ini bukanlah pada titik itu bahwa kehidupan Kristen kita dimulai. Tetapi telah ada jenis kehidupan Kristen yang laten ini, sampai – apa yang seharusnya ada pada awalnya – kita bergerak keluar bersama Tuhan, dan kita menemukan bahwa Roh Kudus berarti jauh lebih banyak daripada yang pernah kita kenal. Ia ada di sana, tetapi ini seolah-olah Ia tidak bisa bertindak sampai kita bertindak; mengkonfirmasikan ini, bahwa pengurapan berhubungan dengan tindakan. Ini adalah aspek aktif dari Roh Kudus.

Mungkin saudara berada dalam kondisi laten ini. Tidak ada yang terjadi. Saudara berdoa agar Roh Kudus melakukan ini di dalam saudara dan melalui saudara, saudara berdoa agar saudara dapat digunakan, tetapi saudara sedang menunggu, saudara hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, menunggu sampai Roh Kudus menggerakkan saudara. Dan di sepanjang waktu Ia sedang menunggu saudara. Ia ada di sana, menunggu sampai saudara melakukan sesuatu. Ketika saudara bergerak, saudara akan terkejut karena ternyata ini bukanlah saudara yang melakukannya sama sekali. Entah bagaimana, saudara menjadi satu dengan Roh Kudus, dan energi-Nya bergerak masuk dan mengambil alih. Berwaspadalah tentang kerugian, kerugian yang berkepanjangan, yang mungkin datang dari aspek tidak aktif itu.

Saya pernah kenal seorang laki-laki terkasih di Angkatan Laut, yang adalah seorang Kristen yang bergairah. Ia mengunjungi banyak pelabuhan di seluruh dunia, dan ia pernah berada di pelabuhan tertentu melalui hari Tuhan. Ia tidak punya banyak waktu untuk menemukan tempat di mana ia bisa bertemu dengan umat Tuhan, tetapi akhirnya ia menemukan dirinya dalam pertemuan Quaker. ‘Sekarang, kamu tahu’, katanya, ‘orang-orang Quaker selalu duduk diam dan menunggu Roh untuk bergerak; tetapi, anehnya, Roh Kudus selalu menggerakkan-ku – dan aku tidak bisa diam!’ Ia adalah kawat yang hidup. Tetapi saya pikir saudara mengerti maksudnya. Roh Kudus adalah Roh yang aktif dan energik, tetapi Ia menunggu kita. Tidak ada yang terjadi sampai kita ‘menyiapkan akal budi kita’ – sampai kita bergerak dan mengkomitmenkan diri kita. Ini sederhana dan mendasar, saya tahu, tetapi ini sangatlah mungkin untuk memiliki kehidupan yang pasif dan tidak memuaskan ini ketika kita mungkin dapat mengetahui lebih banyak tentang sukacita dan kepuasan. Kalau saja kita mau meluncur ke kedalaman, mengkomitmenkan diri kita sendiri, kita akan menemukan bahwa Roh Kudus bukan masih belum datang. Ia sudah ada di sana, hanya menunggu.

Dasar Pengurapan

Apa dasar pengurapan? Ingatlah bahwa dasar pengurapan adalah pemisahan batiniah yang dalam. Ini adalah pemisahan batiniah dari kerajaan Iblis, dengan semua yang diartikan dari itu. Sekarang, Iblis disebut dalam Kitab Suci, dalam kaitannya dengan posisi yang ia pegang sebelum kejatuhannya, sebagai “kerub diurapi yang berjaga” (Yehezkiel 28:14). Ia diurapi, di suatu tempat, dalam tanggung jawab yang tinggi dan kudus; ia berada dalam pelayanan sorgawi yang bertanggung jawab melalui pengurapan. Ini adalah hal yang sangat mendalam dan sama sekali tidak dapat dipahami, pengurapan ini yang ada sebelum dunia dijadikan; tetapi Roh Allah aktif, seperti yang kita ketahui, sebelum tatanan dunia ini terbentuk. Tetapi di sini ada seorang yang diurapi untuk pelayanan. Ia kehilangan pengurapannya, ia kehilangan posisinya dan ia kehilangan pelayanan-nya – karena kesombongan – kesombongan yang bekerja dalam kecemburuan. Ia kehilangan segalanya.

Dasar pengurapan adalah pemisahan batiniah yang dalam dari apa pun yang pada hakikatnya milik kerajaan Iblis, terutama kesombongan. “Yesus dari Nazaret” (itu adalah nama penghinaan), “Allah mengurapi Dia.” Di sini adalah Yang kosong, Yang mengosongkan-diri-sendiri, yang mengatakan: “Aku lemah lembut dan rendah hati.” Allah mengurapi Dia. Itulah bagaimana kita harus mendekati pelayanan Tuhan, atau pelayanan apa pun: dalam kekosongan-diri yang dalam, kerendahan hati dan kelemah-lembutan yang dalam, dalam kesadaran akan ketergantungan yang mendalam pada Tuhan, secara batiniah terpisah dari dasar apa pun yang dapat dipegang Iblis, yang adalah miliknya. Itulah dasarnya, asasnya, dari pengurapan. Kelemah-lembutan adalah unsur terpenting dalam kegiatan Roh Kudus.

“Janganlah padamkan Roh” (1 Tesalonika 5:19). Itu pastinya berkaitan dengan kegiatan Roh, bukan dengan Roh sebagai yang pasif. Saudara tidak perlu memadamkan api jika api itu laten; saudara hanya memadamkannya ketika api itu sedang menyala, jika saudara akan memadamkannya sama sekali. Roh Kudus aktif. Kita harus selalu waspada, setiap saat, untuk tidak memadamkan Roh. Saya merasa bahwa ini adalah sebuah kata yang perlu diambil ke dalam hati. Ada banyak cara untuk memadamkan Roh; saya dapat menunjukkan dua cara. Kita dapat memadamkan pekerjaan aktif Roh dengan, di satu sisi, kesembronoan, kecerewetan, kurangnya kehati-hatian. Betapa sering Roh telah dipadamkan dan kesempatan besar telah hilang karena rangsangan, kecerewetan, kesembronoan, ringan bicara dan perilaku yang tidak suci, pengaliran kata-kata kosong. Roh sering didukakan karena itu. “Janganlah padamkan Roh.” Di sisi lain, ini sama mungkinnya untuk memadamkan Roh dengan kesungguhan, kesuraman, beban buatan. Beberapa anak-anak Allah yang terkasihi tampaknya berpikir bahwa segala sesuatu yang bersifat sukacita berbahaya bagi Roh, bagi kehidupan rohani.

Sekarang saudara lihat, di antara kedua ini harus ada keseimbangan: yang berarti bahwa Roh adalah Roh pengendalian diri, atau, jika saudara berkenan menggunakan kata itu, Roh keseimbangan. Ini adalah masalah menjaga keseimbangan: sukacita dan keseriusan dijaga agar tetap seimbang. Dan itu hanya berarti berjaga-jaga, bukankah demikian? – yaitu, kepekaan terhadap Roh. Roh Kudus tidak akan melanjutkan pekerjaan-Nya jika ada sesuatu yang mendukakan Dia. Oleh karena itu, jalan untuk pelayanan yang efektif dan berbuah di bawah pengurapan adalah untuk menjadi peka terhadap Roh. Kita tidak bisa terlalu peka terhadap Roh Kudus. Ada begitu banyak hal yang dapat menghilangkan ketajaman kepekaan. Dan kita akan membutuhkan kepekaan, jika kita kapan saja mencari untuk membantu orang lain, baik kepada Tuhan, atau dalam kehidupan rohani mereka. Kita harus berada dalam sikap bersandar keras pada Roh; bukan kepada pemahaman kita sendiri, tetapi kepada Roh; doa yang hening namun sungguh-sungguh berjalan terus di dalam hati kita di sepanjang waktu dalam kaitannya dengan cara pengaruh kita, kebijaksanaan kata-kata kita; menjadi sangat sensitif kepada Roh.

Kita hanya perlu mengingat contoh Tuhan Yesus, Yang Diurapi itu – bagaimana, sementara tidak suram atau terbeban, atau secara artifisial serius, tetapi sangat alami, sangat seimbang, kadang-kadang mampu memberi sentuhan yang benar-benar lucu, Ia selalu begitu peka terhadap Bapa dan Roh. Betapa tepat dan pas, betapa bijak, semua yang Ia katakan dan lakukan! Dan bagian kita dalam 2 Korintus 1:21 menyiratkan bahwa Roh yang sama seperti yang ada pada-Nya ada pada kita. Roh yang sama ada bersama kita untuk melakukan pekerjaannya, jika Ia memiliki pekerja-pekerja yang disesuaikan kepada Diri-Nya sendiri. Semoga Tuhan memberi kita untuk mengetahui pengurapan dengan cara yang sangat nyata, di mana itu semua adalah pekerjaan Roh, meskipun beroperasi melalui kita.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.